30 Spot Wisata Seru Sekitar Jakarta untuk Isi Waktu Libur Panjang
DAFTAR ISI
Menyambut Libur Panjang Januari di Jakarta
Libur panjang selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu banyak orang. Setelah menjalani rutinitas yang padat sepanjang tahun 2024, memasuki tahun baru 2025 tentu ada keinginan untuk melepas penat, menyegarkan pikiran, sekaligus menghabiskan waktu bersama keluarga, pasangan, atau sahabat. Uniknya, awal tahun ini cukup spesial karena terdapat beberapa tanggal merah dan cuti bersama yang berdekatan di bulan Januari, sehingga tercipta libur panjang pertama .
Banyak orang biasanya memanfaatkan libur panjang dengan bepergian ke luar kota. Bali, Jogja, Bandung, atau Malang sering menjadi destinasi favorit. Namun, tidak semua orang memiliki waktu, tenaga, atau budget untuk melakukan perjalanan jauh. Nah, bagi kamu yang berada di Jabodetabek, sebenarnya ada banyak pilihan wisata menarik yang bisa dijelajahi tanpa harus keluar dari Jakarta.
Jakarta, meski dikenal sebagai kota metropolitan yang sibuk, ternyata menyimpan begitu banyak destinasi wisata bersejarah, edukatif, budaya, hingga hiburan keluarga. Kawasan Kota Tua Jakarta misalnya, adalah salah satu primadona. Wilayah ini merupakan saksi sejarah perjalanan panjang Batavia di masa kolonial Belanda, dan hingga kini masih berdiri megah dengan gedung-gedung tua bergaya arsitektur Eropa klasik. Selain itu, berbagai museum, taman kota, hingga tempat hiburan modern di sekitar Jakarta juga siap memanjakan pengunjung.
Kenapa Kota Tua dan sekitarnya cocok untuk libur panjang Januari 2025?
-
Akses mudah – Lokasinya strategis, bisa dijangkau dengan KRL, TransJakarta, MRT, maupun kendaraan pribadi.
-
Variasi aktivitas – Dari wisata sejarah, kuliner, seni, hingga hiburan keluarga.
-
Budget ramah – Banyak spot wisata yang tiketnya gratis atau sangat terjangkau.
-
Nuansa berbeda – Meski berada di tengah kota, suasananya memberikan kesan “liburan” yang segar dan unik.
-
Instagrammable – Cocok untuk para pecinta fotografi dan media sosial.
Di artikel ini, kita akan mengulas 30 spot wisata seru di sekitar Jakarta yang bisa jadi pilihanmu untuk mengisi libur panjang Januari 2025. Namun pada bagian pertama ini, kita akan fokus pada 10 destinasi utama yang wajib kamu kunjungi di kawasan Kota Tua dan sekitarnya.
1. Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta)
Museum Fatahillah adalah ikon utama dari kawasan Kota Tua Jakarta. Berdiri megah di tengah alun-alun, bangunan ini dulunya merupakan Balai Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1710 oleh Gubernur Jenderal VOC. Hingga kini, arsitekturnya masih mempertahankan gaya kolonial Belanda dengan atap tinggi, jendela besar, serta halaman luas yang menjadi daya tarik tersendiri.
Di dalam museum, pengunjung bisa menemukan lebih dari 20.000 koleksi bersejarah, mulai dari perabotan tua, keramik, peta kuno, hingga benda-benda peninggalan kolonial. Ada juga ruang bawah tanah yang dulunya difungsikan sebagai penjara, lengkap dengan borgol dan jeruji besi, yang memberi gambaran nyata tentang kerasnya kehidupan di masa lalu.
Selain koleksi benda, Museum Fatahillah juga sering menjadi lokasi pameran temporer, pertunjukan seni, hingga festival budaya. Suasananya semakin hidup saat libur panjang, karena banyak komunitas seni dan musisi jalanan tampil di area alun-alun.
Tips:
-
Datanglah di pagi hari agar tidak terlalu ramai.
-
Jangan lupa membawa kamera, karena bangunan museum dan alun-alun di sekitarnya sangat fotogenik.
-
Cocok dikunjungi bersama keluarga, terutama anak-anak yang bisa belajar sejarah dengan cara menyenangkan.
2. Museum Bank Indonesia
Tak jauh dari Museum Fatahillah, ada Museum Bank Indonesia yang menempati gedung heritage bekas De Javasche Bank. Gedung ini merupakan saksi perjalanan panjang sistem keuangan dan perbankan di Indonesia.
Museum ini terkenal dengan teknologi presentasi modern yang membuat sejarah terasa hidup. Pengunjung bisa menikmati diorama interaktif, animasi, dan ruang pameran multimedia yang menjelaskan sejarah perbankan dari masa VOC, kolonial Belanda, hingga berdirinya Bank Indonesia. Salah satu daya tarik utamanya adalah ruang koleksi uang kuno dari berbagai zaman, termasuk koin VOC dan uang kertas zaman Jepang.
Selain edukatif, interior museum yang megah dengan pilar-pilar tinggi dan ornamen klasik juga menjadikannya salah satu spot foto favorit. Museum ini bisa jadi pilihan tepat untuk wisata keluarga, terutama bagi anak-anak sekolah yang ingin belajar sejarah ekonomi dengan cara yang menyenangkan.
Tips:
-
Tiket masuk gratis untuk umum.
-
Waktu terbaik berkunjung adalah siang hari setelah menjelajahi alun-alun.
-
Jangan lupa mampir ke toko suvenir untuk membeli koleksi miniatur uang.
3. Museum Bank Mandiri
Museum Bank Mandiri terletak persis di seberang Museum Bank Indonesia. Gedung megah ini dibangun pada tahun 1929 dan menampilkan arsitektur khas kolonial dengan interior art deco.
Di dalamnya, pengunjung bisa melihat perjalanan panjang dunia perbankan swasta di Indonesia. Koleksi yang ditampilkan antara lain mesin ketik tua, brankas besar, mesin hitung manual, hingga ruang direktur yang masih dipertahankan seperti aslinya. Suasana di dalam museum seolah membawa kita kembali ke masa lalu, melihat bagaimana kegiatan perbankan dilakukan sebelum era digital.
Selain itu, museum ini juga sering menjadi lokasi syuting film, prewedding, hingga kegiatan komunitas karena keindahan interiornya.
Tips:
-
Siapkan waktu sekitar 1–2 jam untuk berkeliling.
-
Jangan lupa melihat koleksi brankas besar yang sangat ikonik.
-
Cocok untuk wisata edukasi sekaligus fotografi.
4. Taman Fatahillah (Alun-Alun Kota Tua)
Taman Fatahillah adalah jantung dari Kota Tua Jakarta. Setiap hari, terutama akhir pekan dan libur panjang, alun-alun ini selalu dipenuhi wisatawan, seniman jalanan, dan komunitas kreatif.
Di sini, kamu bisa menyewa sepeda ontel berwarna-warni lengkap dengan topi jadul, lalu berkeliling kawasan Kota Tua sambil berfoto ria. Suasananya benar-benar unik dan memberikan pengalaman berbeda dari hiruk pikuk Jakarta modern.
Selain itu, banyak atraksi seru seperti pertunjukan musik akustik, cosplay karakter sejarah, hingga pameran seni komunitas. Area ini juga dikelilingi bangunan bersejarah, sehingga cocok dijadikan titik awal eksplorasi.
Tips:
-
Datang sore menjelang senja, suasana lebih romantis dan tidak terlalu panas.
-
Siapkan uang kecil untuk menyewa sepeda atau memberi tip seniman jalanan.
-
Cocok untuk wisata keluarga dan anak muda yang ingin hunting foto.
5. Museum Wayang
Museum Wayang adalah destinasi wajib bagi pecinta seni dan budaya Nusantara. Berlokasi di sisi barat alun-alun Kota Tua, museum ini menampilkan koleksi ribuan wayang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Wayang Kulit, Wayang Golek, Wayang Beber, hingga Wayang Modern.
Tak hanya itu, museum ini juga menyimpan koleksi wayang dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, dan Kamboja. Keunikan tiap wayang memberikan gambaran luas tentang kekayaan budaya Asia.
Sering kali diadakan pertunjukan wayang langsung pada hari Minggu, yang bisa dinikmati pengunjung secara gratis. Pertunjukan ini biasanya disertai gamelan, sehingga suasananya terasa magis dan penuh nilai budaya.
Tips:
-
Datang pada akhir pekan untuk menyaksikan pertunjukan langsung.
-
Jangan lewatkan koleksi wayang tertua yang usianya ratusan tahun.
-
Cocok untuk wisata keluarga, pelajar, maupun peneliti budaya.
6. Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik menempati gedung tua bergaya neoklasik yang dibangun pada tahun 1870. Gedung ini dulunya digunakan sebagai Gedung Pengadilan Tinggi, sebelum akhirnya dialihfungsikan menjadi museum.
Di dalamnya terdapat koleksi seni lukis dari maestro Indonesia seperti Affandi, Basuki Abdullah, hingga Raden Saleh. Selain itu, ada juga koleksi keramik dari berbagai daerah Nusantara, bahkan dari China dan Eropa.
Museum ini cocok untuk pengunjung yang menyukai seni rupa dan ingin mengenal perkembangan seni di Indonesia. Atmosfernya tenang, dengan pencahayaan yang pas untuk menikmati karya seni.
Tips:
-
Luangkan waktu sekitar 2 jam untuk melihat semua koleksi.
-
Jangan lupa mampir ke bagian keramik antik dari Dinasti Ming dan Qing.
-
Cocok untuk pecinta seni dan fotografer.
7. Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu pelabuhan tertua di Indonesia. Dibangun sejak abad ke-16, pelabuhan ini menjadi pintu masuk utama perdagangan rempah-rempah yang membuat Batavia terkenal hingga ke Eropa.
Hingga kini, suasana klasik masih terasa dengan deretan kapal phinisi raksasa yang bersandar megah. Meskipun zaman sudah modern, kapal kayu ini tetap digunakan untuk mengangkut barang antar pulau.
Spot terbaik di Sunda Kelapa adalah saat senja, ketika siluet kapal berpadu dengan langit jingga. Pengunjung juga bisa menyewa perahu kecil untuk berkeliling dermaga.
Tips:
-
Datang sore hari untuk menikmati sunset.
-
Bawa kamera dengan lensa lebar untuk hasil foto dramatis.
-
Cocok untuk pecinta fotografi dan wisata sejarah.
8. Jembatan Kota Intan
Jembatan Kota Intan adalah jembatan tertua di Indonesia yang masih berdiri kokoh hingga sekarang. Dibangun pada tahun 1628 oleh VOC, jembatan ini dulunya bisa diangkat agar kapal dagang bisa lewat.
Kini, jembatan ini menjadi salah satu spot favorit untuk wisata sejarah dan fotografi. Suasana klasik dengan rangka kayu dan cat merah kecokelatan memberikan nuansa berbeda dari hiruk pikuk Jakarta modern.
Tips:
-
Waktu terbaik berkunjung adalah sore hingga malam ketika lampu menyala.
-
Banyak pasangan memilih tempat ini untuk foto prewedding.
-
Cocok untuk pecinta heritage walk.
9. Stasiun Jakarta Kota
Stasiun Jakarta Kota, atau Stasiun Beos, adalah stasiun kereta api yang menjadi ikon transportasi di Jakarta. Dibangun pada tahun 1929 dengan gaya arsitektur art deco, stasiun ini masih aktif digunakan hingga sekarang.
Selain fungsinya sebagai stasiun, bangunan ini juga memiliki nilai sejarah tinggi. Interiornya yang klasik sering dijadikan spot fotografi, terutama bagi komunitas pecinta kereta api.
Tips:
-
Jangan hanya lewat, sempatkan berfoto di area depan stasiun.
-
Cocok untuk wisatawan yang ingin melihat sisi transportasi Jakarta tempo dulu.
10. Museum Bahari
Museum Bahari terletak di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa. Gedung ini dulunya adalah gudang rempah-rempah VOC yang dibangun pada abad ke-17. Kini, bangunan tersebut dialihfungsikan menjadi museum yang menampilkan sejarah maritim Indonesia.
Koleksi yang ditampilkan antara lain miniatur kapal tradisional, peta pelayaran kuno, hingga diorama perjuangan pelaut Nusantara. Gedung tua dengan dinding tebal dan atap kayu membuat suasana terasa sangat historis.
Tips:
-
Luangkan waktu minimal 2 jam untuk melihat seluruh koleksi.
-
Cocok untuk wisata edukasi bersama keluarga.
-
Jangan lewatkan menara syahbandar yang ada di dekat museum.
11. Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa adalah salah satu ikon tertua Jakarta yang masih berdiri megah hingga hari ini. Kawasan ini sudah ada sejak abad ke-16, jauh sebelum kota ini bernama Jakarta, ketika masih dikenal sebagai Batavia. Pelabuhan ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan jalur penting yang menghubungkan Nusantara dengan bangsa Eropa, Arab, India, dan Tiongkok. Bisa dibilang, denyut nadi ekonomi Jakarta pada masa lalu lahir dari tempat ini.
Hingga kini, suasana klasik masih terasa. Deretan kapal kayu tradisional berukuran besar, dikenal dengan nama phinisi, berjajar rapi di dermaga. Meskipun teknologi modern sudah merambah pelayaran, kapal phinisi tetap digunakan untuk mengangkut barang antar pulau, terutama ke Kalimantan dan Sulawesi. Kegiatan bongkar muat masih dilakukan secara manual, menambah kesan otentik bahwa pelabuhan ini seolah “membeku dalam waktu.”
Bagi wisatawan, pengalaman terbaik di Sunda Kelapa adalah berkunjung menjelang sore. Siluet kapal yang menjulang berpadu dengan cahaya matahari terbenam menciptakan pemandangan dramatis, sangat cocok bagi pecinta fotografi. Pengunjung juga bisa naik perahu kecil untuk berkeliling dermaga dan melihat aktivitas pelabuhan dari dekat. Suasana laut yang khas, suara nelayan yang sibuk, dan aroma kayu kapal menciptakan pengalaman unik yang tak bisa ditemukan di tempat lain di Jakarta.
12. Jembatan Kota Intan
Tidak jauh dari Sunda Kelapa, berdiri sebuah jembatan tua yang memiliki nilai sejarah tinggi: Jembatan Kota Intan. Dibangun oleh VOC pada tahun 1628, jembatan ini awalnya dikenal sebagai brug atau drawbridge yang bisa diangkat agar kapal bisa melintas di bawahnya. Teknologi seperti ini sangat maju di masanya, mengingat Batavia kala itu dipenuhi kanal layaknya kota Amsterdam.
Hari ini, Jembatan Kota Intan menjadi objek wisata favorit, terutama bagi pecinta sejarah dan fotografi. Dengan struktur kayu berwarna merah kecokelatan, jembatan ini menyajikan suasana klasik yang kontras dengan gedung-gedung modern di kejauhan. Ketika lampu-lampu mulai menyala di malam hari, nuansa romantis terasa kuat—banyak pasangan yang menjadikannya latar foto prewedding.
Mengunjungi jembatan ini membuat kita seakan melangkah mundur ke masa lalu, membayangkan lalu-lintas kapal dagang, pedagang dari berbagai bangsa, dan hiruk pikuk Batavia. Bagi yang berencana menyusuri Kota Tua, Jembatan Kota Intan bisa dijadikan titik awal tur jalan kaki sebelum melanjutkan perjalanan ke museum dan pelabuhan.
13. Masjid Luar Batang
Masjid Luar Batang adalah salah satu masjid tertua di Jakarta yang sarat akan sejarah dan nilai religius. Dibangun sekitar abad ke-18, masjid ini terkenal sebagai tempat dimakamkannya ulama besar Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Hingga kini, makam beliau menjadi pusat ziarah yang ramai didatangi jamaah dari berbagai daerah.
Secara arsitektur, Masjid Luar Batang memiliki gaya sederhana namun penuh kharisma. Dinding putih dengan jendela besar khas kolonial berpadu dengan nuansa islami menciptakan atmosfer damai. Di dalamnya, jamaah bisa merasakan ketenangan spiritual sekaligus melihat peninggalan sejarah Islam di Batavia.
Selain beribadah, pengunjung bisa belajar tentang sejarah penyebaran Islam di Jakarta, termasuk bagaimana peran ulama dan komunitas Arab di kawasan pesisir. Di sekitar masjid, suasana kampung nelayan yang kental terasa, memberikan pengalaman berbeda dari hiruk pikuk kota modern.
14. Kampung Luar Batang
Masih satu kawasan dengan masjid, Kampung Luar Batang dikenal sebagai kampung tua dengan nuansa religius yang kental. Kawasan ini sudah eksis sejak abad ke-18 dan dihuni oleh masyarakat pesisir dengan mayoritas keturunan Arab dan Bugis. Suasana kampung yang padat, gang-gang kecil, serta rumah-rumah sederhana menciptakan atmosfer otentik yang jarang ditemukan di Jakarta.
Bagi wisatawan, berkunjung ke Kampung Luar Batang bukan hanya soal sejarah, tapi juga tentang budaya dan kehidupan sosial. Pengunjung bisa melihat bagaimana tradisi masyarakat masih dijaga, seperti perayaan Maulid Nabi yang berlangsung meriah setiap tahun. Selain itu, ada banyak kuliner khas pesisir yang bisa dicoba, mulai dari nasi uduk Betawi hingga aneka olahan laut segar.
Menjelajahi kampung ini serasa menelusuri potret kehidupan Jakarta tempo dulu, di mana tradisi dan spiritualitas berpadu dalam kehidupan sehari-hari.
15. Museum Bahari
Museum Bahari adalah destinasi yang wajib dikunjungi untuk memahami sejarah maritim Indonesia. Terletak di gedung bekas gudang VOC yang dibangun pada abad ke-17, museum ini menyimpan koleksi berharga seputar dunia kelautan, mulai dari miniatur kapal, peta kuno, hingga peralatan navigasi.
Bangunan museum sendiri merupakan daya tarik, dengan dinding tebal dari bata merah dan atap kayu yang masih asli. Di dalamnya, pengunjung bisa belajar tentang peran penting laut dalam kehidupan bangsa Indonesia, mulai dari perdagangan rempah hingga kejayaan armada laut kerajaan Nusantara.
Bagi keluarga dengan anak-anak, Museum Bahari adalah tempat edukatif yang menyenangkan. Anak-anak bisa melihat replika kapal phinisi raksasa, mencoba memahami jalur pelayaran kuno, bahkan mengikuti tur pemandu yang menceritakan kisah menarik seputar bajak laut dan pedagang asing.
16. Menara Syahbandar
Menara Syahbandar dulunya berfungsi sebagai menara pengawas dan pusat navigasi di Batavia. Dibangun oleh Belanda pada tahun 1839, menara ini digunakan untuk mengawasi keluar masuknya kapal yang berlabuh di Sunda Kelapa. Tinggi menara mencapai 12 meter, dengan tangga spiral sempit yang membawa pengunjung ke puncak.
Dari atas menara, panorama Kota Tua dan pelabuhan terlihat jelas. Pemandangan ini memberi perspektif bagaimana Batavia di masa lalu menjadi kota pelabuhan internasional yang sibuk. Menara ini juga menyimpan sejarah gelap, karena di bawahnya terdapat ruang yang dahulu digunakan sebagai tempat penjara.
Kini, Menara Syahbandar menjadi salah satu spot wisata heritage yang populer. Banyak wisatawan datang untuk menikmati pemandangan sekaligus merasakan atmosfer klasik dari bangunan kolonial.
17. Gedung Arsip Nasional
Gedung Arsip Nasional adalah bangunan kolonial megah yang dibangun pada abad ke-18 sebagai kediaman Gubernur Jenderal VOC Reinier de Klerk. Saat ini, gedung tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip bersejarah sekaligus pusat kegiatan budaya.
Arsitekturnya sangat indah, dengan halaman luas, taman hijau, dan interior klasik khas Eropa. Gedung ini sering dijadikan lokasi pernikahan, pameran seni, hingga pertunjukan musik karena suasananya yang elegan.
Bagi pengunjung, Gedung Arsip Nasional menawarkan kesempatan untuk menyelami sejarah Batavia sekaligus menikmati arsitektur kolonial yang terawat baik. Lokasinya juga mudah dijangkau dari kawasan Kota Tua, sehingga cocok dijadikan bagian dari tur sehari.
18. Toko Merah
Toko Merah adalah salah satu bangunan paling ikonik di kawasan Kota Tua. Dibangun pada tahun 1730, bangunan ini awalnya digunakan sebagai kediaman pejabat tinggi VOC. Nama “Toko Merah” muncul karena warna cat dindingnya yang merah menyala, membuatnya menonjol di antara bangunan lain.
Bangunan ini menyimpan cerita menarik, termasuk sebagai tempat berbagai kegiatan sosial, perdagangan, hingga pertemuan penting pada masa kolonial. Arsitektur khas Belanda dengan jendela besar dan pintu kayu tinggi menambah pesonanya.
Hari ini, Toko Merah lebih banyak difungsikan sebagai ruang pameran, acara seni, dan spot foto favorit wisatawan. Bagi yang suka fotografi heritage, bangunan ini adalah salah satu titik terbaik di Jakarta.
19. Pecinan Glodok
Pecinan Glodok adalah pusat kehidupan masyarakat Tionghoa di Jakarta yang sudah ada sejak masa kolonial. Kawasan ini penuh dengan toko obat tradisional, kedai teh, pasar, serta kelenteng tua. Suasana khas pecinan sangat terasa dengan ornamen merah, lampion, dan aroma dupa yang menguar dari kelenteng.
Selain itu, Glodok terkenal dengan kulinernya. Dari jajanan tradisional seperti kue keranjang, bakpao, hingga kuliner modern, semuanya tersedia di sini. Wisatawan juga bisa mengunjungi Kelenteng Dharma Bhakti, kelenteng tertua di Jakarta yang dibangun pada abad ke-17.
Menjelajahi Glodok adalah pengalaman budaya sekaligus kuliner. Bagi pecinta street food, kawasan ini bagaikan surga rasa yang tak boleh dilewatkan.
20. Petak Sembilan
Masih di kawasan Glodok, terdapat Petak Sembilan, sebuah pasar tradisional yang dikenal sebagai pusat jajanan khas Tionghoa. Di sini, wisatawan bisa menemukan berbagai makanan khas Imlek seperti kue keranjang, manisan, hingga pernak-pernik dekorasi berwarna merah dan emas.
Petak Sembilan bukan hanya soal belanja, tapi juga pengalaman budaya. Gang-gang sempit penuh warna dengan pedagang yang ramah menciptakan suasana hangat. Banyak wisatawan asing datang ke sini untuk merasakan atmosfer pecinan Jakarta yang autentik.
Bagi pecinta fotografi jalanan, Petak Sembilan menawarkan banyak momen menarik—mulai dari pedagang yang sibuk, pembeli yang tawar-menawar, hingga detail unik dari etalase toko.
21. Allianz Ecopark Ancol
Allianz Ecopark adalah salah satu ruang terbuka hijau terbesar di Jakarta, berada di dalam kawasan Ancol Taman Impian. Tempat ini sangat cocok untuk mereka yang ingin melarikan diri sejenak dari hiruk pikuk ibu kota dan menikmati udara segar. Luasnya mencapai lebih dari 34 hektare, dipenuhi pepohonan rindang, taman tematik, dan jalur pedestrian yang ramah keluarga.
Wisatawan bisa menjajal berbagai aktivitas outdoor seperti jogging, bersepeda, atau sekadar duduk santai di tepi danau buatan yang indah. Untuk anak-anak, tersedia wahana edukasi lingkungan bernama Faunaland, yang memperkenalkan hewan-hewan unik dari Indonesia dan luar negeri. Ada juga area outbound yang menantang adrenalin bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Yang menarik, Allianz Ecopark sering dipakai untuk kegiatan komunitas seperti yoga massal, festival musik, hingga pameran kuliner. Jadi suasananya selalu hidup, apalagi di akhir pekan. Lokasi ini juga ramah bagi pengunjung yang membawa lansia, karena banyak kursi taman dan jalur landai untuk kursi roda.
Bagi pecinta fotografi, Allianz Ecopark menyuguhkan banyak spot menarik. Mulai dari jembatan kayu di atas danau, taman bunga warna-warni, hingga suasana sunset dengan latar gedung-gedung tinggi Ancol. Tidak sedikit pasangan muda yang memilihnya sebagai lokasi foto prewedding karena keindahan alam dan kesan romantisnya.
Tips terbaik jika ingin berkunjung adalah datang pagi hari sekitar jam 7–9, ketika udara masih segar dan belum terlalu ramai. Siapkan juga alas duduk atau tikar jika ingin piknik santai bersama keluarga.
22. Hutan Mangrove PIK (Pantai Indah Kapuk)
Siapa sangka, di tengah padatnya kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) ternyata ada hutan mangrove yang begitu indah? Kawasan konservasi ini bernama Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk, dan menjadi salah satu destinasi favorit untuk melepas penat di Jakarta Utara.
Saat memasuki area, pengunjung langsung disambut suasana hijau yang asri. Jalur kayu sepanjang hampir satu kilometer membelah hutan mangrove, menciptakan pengalaman berjalan kaki yang unik di tengah rimbunnya pepohonan. Suara kicau burung dan riak air menambah ketenangan suasana.
Selain sekadar berjalan, pengunjung bisa mencoba menyusuri hutan dengan perahu kano atau speedboat. Aktivitas ini memberi perspektif berbeda, karena kita bisa lebih dekat melihat ekosistem mangrove. Sesekali, biawak besar muncul di tepian, memberi sensasi “alami” yang jarang dijumpai di kota besar.
Yang paling populer adalah penginapan rumah kayu di atas air. Dengan desain sederhana namun nyaman, pengunjung bisa merasakan pengalaman menginap di tengah hutan mangrove, jauh dari kebisingan. Malam hari terasa magis, dengan suara jangkrik dan gemericik air yang menenangkan.
Selain wisata, tempat ini juga punya fungsi edukatif. Ada program penanaman mangrove untuk pengunjung, cocok bagi pelajar atau keluarga yang ingin mengenalkan pentingnya menjaga ekosistem. Tak heran banyak sekolah dan komunitas mengadakan outing ke sini.
Bagi pemburu foto Instagram, spot favorit tentu saja jembatan kayu panjang dengan latar pepohonan hijau rimbun. Waktu terbaik berkunjung adalah sore hari, ketika matahari mulai condong ke barat dan menghasilkan cahaya keemasan yang dramatis.
23. Monumen Nasional (Monas)
Monumen Nasional atau Monas adalah ikon Jakarta yang tak pernah sepi pengunjung. Monumen setinggi 132 meter ini dibangun sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan. Bagian puncaknya dihiasi lidah api berlapis emas 35 kilogram yang melambangkan semangat tak pernah padam.
Di dalam Monas terdapat museum sejarah perjuangan bangsa, di mana diorama menggambarkan perjalanan panjang Indonesia dari masa kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan. Bagi pecinta sejarah, area ini benar-benar seperti mesin waktu yang membawa kita memahami akar perjuangan bangsa.
Daya tarik utama tentu saja naik ke puncak Monas menggunakan lift. Dari ketinggian, pengunjung disuguhi pemandangan spektakuler 360 derajat Kota Jakarta. Gedung-gedung pencakar langit, kawasan Kota Tua, hingga hamparan hijau Lapangan Monas terlihat jelas, terutama jika cuaca cerah.
Monas juga terkenal dengan suasana malamnya. Saat lampu hias menyala dan air mancur menari diiringi musik, suasana menjadi romantis. Banyak keluarga datang malam hari untuk bersantai, piknik, atau berolahraga ringan.
Tips penting: datanglah pagi hari jika ingin naik ke puncak, karena antreannya bisa sangat panjang. Jangan lupa membawa kamera, karena pemandangan dari atas benar-benar sayang dilewatkan.
24. Setu Babakan
Setu Babakan adalah pusat pelestarian budaya Betawi yang terletak di Jakarta Selatan. Di sini, pengunjung bisa merasakan suasana kampung Betawi yang masih kental, lengkap dengan rumah adat, makanan khas, hingga seni pertunjukan tradisional.
Setu Babakan sebenarnya adalah danau buatan seluas 30 hektare yang dikelilingi pemukiman warga Betawi. Aktivitas utama wisatawan biasanya adalah berkeliling danau dengan perahu, menikmati pemandangan tenang sambil mencicipi kuliner khas seperti kerak telor, bir pletok, atau dodol Betawi.
Tak hanya itu, Setu Babakan juga rutin mengadakan pertunjukan seni seperti lenong, gambang kromong, hingga tari topeng Betawi. Pertunjukan biasanya digelar di panggung terbuka pada akhir pekan, dan selalu ramai dikunjungi.
Bagi anak-anak, ada kegiatan edukasi seperti belajar membuat batik Betawi atau memainkan alat musik tradisional tanjidor. Hal ini menjadikan Setu Babakan bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga sarana belajar budaya.
Suasana sore hari di tepi danau terasa syahdu, apalagi jika ditemani secangkir kopi dan jajanan khas. Tidak sedikit wisatawan yang menganggap Setu Babakan sebagai “kampung nostalgia” di tengah kota metropolitan.
25. Taman Ismail Marzuki (TIM)
Bagi pencinta seni dan budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini adalah destinasi wajib. Kawasan ini merupakan pusat kesenian modern di Jakarta yang menampung berbagai kegiatan seni, mulai dari teater, musik, tari, hingga pameran rupa.
TIM memiliki beberapa gedung pertunjukan, salah satunya Graha Bhakti Budaya yang sering dipakai untuk pementasan teater besar dan konser musik. Selain itu ada Galeri Cipta yang rutin memamerkan karya seniman Indonesia maupun internasional.
Keunikan TIM terletak pada keberagaman acara yang digelar. Dalam satu minggu, bisa ada pementasan drama, pemutaran film independen, hingga diskusi buku. Hal ini membuat TIM menjadi pusat berkumpulnya komunitas seni dan intelektual.
Selain seni, kawasan TIM juga memiliki Planetarium Jakarta. Tempat ini menjadi favorit keluarga, terutama anak-anak yang ingin belajar tentang tata surya. Pertunjukan langit bintang di dome raksasa selalu membuat pengunjung terpukau.
Dengan renovasi besar-besaran yang baru saja selesai, TIM kini tampil lebih modern dengan fasilitas lengkap, kafe kekinian, dan ruang publik yang nyaman. Suasananya membuat siapa pun betah berlama-lama, baik untuk menonton pertunjukan maupun sekadar nongkrong.
26. Museum Satria Mandala
Museum ini berada di Jalan Gatot Subroto dan merupakan museum sejarah perjuangan TNI. Koleksinya sangat lengkap, mulai dari senjata, kendaraan militer, hingga diorama pertempuran penting yang pernah terjadi di Indonesia.
Di halaman museum, pengunjung bisa melihat berbagai kendaraan militer asli seperti tank, helikopter, hingga pesawat tempur. Bagi anak-anak, ini menjadi pengalaman yang sangat mengesankan karena bisa melihat langsung alat perang yang biasanya hanya ada di buku sejarah.
Di dalam gedung, ada koleksi senjata api dari berbagai era, seragam militer, hingga dokumentasi peristiwa bersejarah. Salah satu yang menarik adalah diorama pertempuran Surabaya 10 November yang digambarkan dengan detail dan dramatis.
Selain wisata sejarah, Museum Satria Mandala juga sering dipakai untuk kegiatan edukasi, seperti workshop bela negara dan tur pelajar. Hal ini membuatnya bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga ruang belajar yang membangkitkan semangat nasionalisme.
Suasana museum cukup tenang, dengan taman hijau yang teduh. Cocok untuk wisata keluarga yang ingin mengenalkan sejarah bangsa pada anak sejak dini.
27. Taman Wisata Alam Angke Kapuk
Berbeda dengan Hutan Mangrove PIK yang dikelola swasta, Taman Wisata Alam Angke Kapuk dikelola langsung oleh pemerintah. Luasnya mencapai 99 hektare, menjadikannya salah satu kawasan konservasi mangrove terbesar di Jakarta.
Tempat ini lebih fokus pada kegiatan konservasi dan edukasi. Pengunjung bisa belajar tentang jenis-jenis mangrove, fungsinya dalam mencegah abrasi, hingga perannya sebagai habitat berbagai satwa. Tidak jarang, burung-burung migran terlihat bertengger di pepohonan.
Jalur kayu yang membelah hutan terasa sangat alami. Berjalan di atasnya membuat kita merasa jauh dari kebisingan kota, meski sebenarnya hanya beberapa kilometer dari pusat bisnis Jakarta.
Aktivitas favorit di sini adalah menanam mangrove. Pengunjung bisa membeli bibit dan menanamnya langsung di area yang sudah disediakan. Aktivitas ini sering menjadi pilihan perusahaan yang ingin melakukan CSR atau komunitas peduli lingkungan.
Untuk pengalaman lebih lama, tersedia juga penginapan sederhana berupa pondok kayu. Menginap semalam di sini benar-benar memberi pengalaman berbeda, karena malam hari suasananya hening hanya ditemani suara satwa malam.
28. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah atau TMII adalah miniatur Indonesia yang menghadirkan kekayaan budaya dari Sabang sampai Merauke. Di lahan seluas 150 hektare, terdapat anjungan daerah dari 34 provinsi lengkap dengan rumah adat, pakaian tradisional, hingga seni pertunjukan.
Berjalan di TMII serasa keliling Indonesia dalam sehari. Pengunjung bisa melihat Rumah Gadang khas Minangkabau, Rumah Honai dari Papua, hingga Rumah Bolon dari Sumatra Utara. Setiap anjungan sering menggelar pertunjukan tari, musik tradisional, atau pameran kerajinan tangan.
Selain anjungan daerah, TMII juga punya wahana edukasi seperti Museum Indonesia, Museum Transportasi, hingga Teater IMAX Keong Mas yang legendaris. Ada pula kereta gantung yang memungkinkan pengunjung melihat seluruh kawasan dari udara.
TMII juga terkenal dengan taman rekreasinya, termasuk Taman Burung, Taman Reptilia, hingga SnowBay Waterpark. Hal ini membuat TMII menjadi destinasi lengkap, cocok untuk keluarga yang ingin rekreasi sekaligus belajar budaya.
Dengan renovasi terbaru, TMII kini tampil lebih modern namun tetap mempertahankan esensi budaya Indonesia. Waktu terbaik berkunjung adalah pagi hingga sore, karena areanya sangat luas dan membutuhkan waktu seharian penuh untuk menjelajahi semuanya.
29. Ragunan Zoo
Kebun Binatang Ragunan di Jakarta Selatan adalah salah satu kebun binatang tertua di Asia, berdiri sejak 1864. Luasnya mencapai 147 hektare dengan koleksi lebih dari 2.000 satwa dari berbagai belahan dunia.
Daya tarik utama Ragunan adalah koleksi satwa langka seperti orangutan, komodo, harimau sumatra, dan gajah asia. Ada juga Pusat Primata Schmutzer, yang merupakan salah satu pusat konservasi primata terbesar di dunia. Di sini, pengunjung bisa melihat gorila, simpanse, dan berbagai jenis monyet dalam habitat yang menyerupai alam aslinya.
Selain satwa, Ragunan juga memiliki taman hijau yang luas. Banyak keluarga datang untuk piknik, bersepeda, atau sekadar menikmati udara segar. Suasana teduh dengan pepohonan besar membuatnya terasa seperti hutan di tengah kota.
Ragunan juga cocok untuk edukasi anak-anak. Ada program “Zoo Keeper Talk” di mana pawang menjelaskan tentang cara merawat satwa. Anak-anak bisa belajar mencintai hewan sekaligus memahami pentingnya konservasi.
Karena luas, disarankan menggunakan sepeda atau menyewa sepeda mini yang tersedia di dalam kawasan. Jangan lupa membawa bekal air minum, karena eksplorasi bisa cukup melelahkan.
30. Kepulauan Seribu
Sebagai penutup daftar, Kepulauan Seribu adalah destinasi eksotis yang sebenarnya masih bagian dari Jakarta. Terdiri dari ratusan pulau, kawasan ini menawarkan keindahan pantai pasir putih, air laut jernih, dan dunia bawah laut yang memukau.
Beberapa pulau populer antara lain Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Pari, dan Pulau Macan. Setiap pulau punya karakteristik berbeda. Pulau Tidung terkenal dengan Jembatan Cinta sepanjang hampir satu kilometer yang menghubungkan dua pulau kecil. Pulau Pramuka menjadi pusat konservasi penyu, sementara Pulau Macan dikenal dengan eco resort mewahnya.
Aktivitas utama di Kepulauan Seribu tentu saja snorkeling dan diving. Terumbu karang yang masih terjaga menyimpan berbagai biota laut warna-warni. Bagi yang tidak bisa berenang, ada juga tur glass bottom boat yang memungkinkan melihat karang dari atas perahu.
Selain wisata laut, pengunjung juga bisa menikmati suasana pedesaan nelayan yang ramah. Banyak homestay sederhana dikelola warga lokal, memberi pengalaman menginap yang hangat dan otentik.
Perjalanan menuju Kepulauan Seribu bisa ditempuh dengan kapal dari Muara Angke atau Marina Ancol, dengan waktu tempuh 1–2 jam tergantung pulau tujuan. Disarankan datang saat musim kemarau, ketika laut tenang dan cuaca cerah.