wisata-keraton-surakarta-antara-sejarah-budaya-dan-modernisasi

Wisata Keraton Surakarta, antara Sejarah, Budaya dan Modernisasi

Total
3
Shares
Rate this post

Seputarwisata.com – Surakarta atau lebih dikenal sebagai Solo adalah sebuah kota yang secara geografis tidak berada di pegunungan. Meskipun begitu kota yang dijuluki sebagai spirit of Java ini menyimpan banyak destinasi wisata yang menarik. Destinasi wisata yang ditawarkan kota Solo berbeda dengan destinasi wisata di kota lain. Solo lebih banyak menawarkan wisata budaya daripada wisata alam.

Wisata budaya yang ditawarkan kota Solo tidak perlu diragukan lagi karena dahulunya kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan. Tidak hanya pusat pemerintahan penjajah, namun kota ini juga masih menjadi pusat pemerintahan kerajaan. Bahkan pusat pemerintahan kerajaan hingga kini masih tetap berjalan.

Untuk para treveller inilah tempat wisata Solo yang wajib dikunjungi dan wajib didatangi bila berkunjung di Kota Solo. Tempat wisata tersebut adalah Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat

wisata-keraton-surakarta-antara-sejarah-budaya-dan-modernisasi
Persiapan upacara adat Keraton Surakarta

Keraton Surakarta adalah salah satu tempat wisata Solo yang harus didatangi. Belum dikatakan datang ke Kota Solo bila belum mengunjungi keraton Surakarta. Hal ini dilakukan karena keraton Surakarta menjadi bagian dari ikon kota Solo. Keraton Surakarta disebut keraton Surakarta Hadiningrat karena dari dulu hingga sekarang berfungsi sebagai tempat tinggal sunan dan keluarganya. Mereka masih melestarikan adat istiadat budaya kerajaan.

Keraton Surakarta didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744. Arsitektur bangunan keraton Surakarta bernuansa biru dan putih yang mencampurkan gaya Jawa dan Eropa. Sehinga menarik untuk dilihat lebih dekat dalam mengenal wisata sejarah.
Di dalam keraton Surakarta terdapat museum yang diperuntukkan bagi pengunjung. Museum tersebut menyimpan berbagai hal tentang sejarah, seni, dan budaya Surakarta. Di museum keraton Surakarta terdapat 13 ruang yang dipamerkan. Masing-masing ruang memamerkan jenis koleksi yang berbeda.

Ruang pertama memamerkan foto-foto raja yang pernah berkuasa di Surakarta. Selain itu, ada beberapa kursi peninggalan Pakubuwono IV serta beberapa lemari dengan ukiran yang indah.
Ruang kedua memamerkan arca. Terdapat arca perunggu, seperti Buddha, Buddha Avalokiteswara, serta berbagai alat upacara yang setiap sisi-sisi ruang dihasi lemari berlapis kaca. Arca batu peninggalan zaman purbakal juga tersimpan di ruangan ini.

Ruang ketiga memamerkan patung kuda milik pasukan keraton. Patung kuda tersebut terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan pakaian. Ruang keempat adalah ruang pengantin keraton. Di ruangan ini terdapat diorama yang dibuat pada masa Pakubuwono X. Diorama tersebut merupakan adeganpernikahan Jawa. Tidak hanya itu, pada dinding terdapat juga relief yang menceritakan prosesi adat pernikahan keraton Surakarta.

Ruang kelima adalah ruang kesenian rakyat. Di tempat ini memamerkan berbagai alat kesenian yang berkembang di Solo, seperti klenengan, wayang kulit, dan jaran kepang. Memasuki ruang keenam memamerkan berbagai jenis topeng. Topeng tersebut digunakan untuk tari topeng dengan berbagai cerita, di antaranya cerita dari Panji Inukertapati, Asmarabangun, Dewi Galuh Candrakirana, dan Klana.

Ruang ketujuh memamerkan berbagai berbagai alat upacara yang biasa diapakai oleh masyarakat dan abdi dalem keraton Surakarta. Alat tersebut digunakan dalam berbagai upacara adat keraton. Alat-alat yang disimpan, antara lain bokor, kendi, tampan, sumbul, kencohan, dan perhiasan. Di ruangan ini masih menyimpan payung yang dahulu digunakan sebagai upacara khitanan Pakubuwono IV. Ruang kedelapan memamerkan alat angkut tradisional keraton Surakarta. Alat angkut tradisional ini digunakan abdi dalem untuk mengangkat raja atau putri dan peralatan upacara. Alat angkut yang dipamerkan di ruangan ini, yakni tandu digunakan oleh puteri raja saat jadi pengantin atau bepergian, kremun digunakan untuk mengangkut peralatan keraton, jolen digunakan untuk mengangkut benda sakral, dan gawangan yang digunakan untuk menggantungkan sesaji.

Memasuki ruang kesembilan terdapat kereta raja. Di tempat ini, dipamerkan sejumlah koleksi kereta raja, seperti Kereta Kyai Garuda, kereta Kyai Garuda Putra, dan kereta Kyai Morosebo.
Ruang kesepuluh adalah ruang kuda untuk berburu. Di ruangan ini terdapat diorama yang menceritakan pertemuan antara Pakubuwono VI dengan Pangeran Diponegoro. Berlangsungnya pertemuan tersebut saat meletusnya Perang Jawa pada tahun 1825-1830. Selanjutnya ruang kesebelas, di ruangan ini memamerkan berbagai senjata, seperti bedil, pedang, perisai, keris, panah, dan pelana kuda pun juga ada di sini.

Ruang keduabelas terdapat patung Rojomolo. Patung Rojomolo merupakan patung kepala raksasa penguasa laut yang dipasang pada perahu yang digunakan Pakubuwono Iv sebagai hiasan. Sebenarnya keraton kasunan Surakarta memiliki dua patung Rojomolo, yang sai disimpan di museum keraton dan satunya disimpan di museum Radya Pustaka. Selain patung, di ruangan ini juga terdapat berbagai maket rumah Jawa, dari gaya limasan, gaya kampong, dan lainnya ada.

Ruang ketiga belas atau ruangan terakhir adalah ruang alat perlengkapan rumah dan dapur. Terdapat sejumlah keramik porselin kuno yang dipamerkan di sini dan dahulu menjadi perlengkapan rumah tangga dan dapur. Selain itu, terdapat alat menanak nasi yang dahulunya digunakan para tentara kerajaan saat pergi berperang.

Museum Keraton Surakarta cukup luas dan megah. Hal ini terlihat dari penataan ruang yang menarik. Di antaranya di tengah bangunan museum terdapat sebuah taman. Di sekitar araea taman terdapat hiasan patung malaikat. Terdapat pula sebuah kayu besar yang dinamakan kayu Jati Kyai Dhanalaya. Menurut cerita, kayu ini merupakan bagian yang tersisa dari pohon yang ditebang Pakubuwono V. Pohon ini dahulu digunakan Pakubuwono V untuk bahan membuat patung Rojomongolo. Tidak jauh dengan kayu besar ini terdapat sebuah sumber mata air yang dahulu digunakan sebagai tempat persemedian Pakubuwono IX. Hingga sekarang pun air tersebut masih dimanfaakan pengunjung untuk cuci muka atau pun meminumnya. Banyak yang pecaya dengan membasuh atau meminum air tersebut mendapatkan berkah atau kemudahan.

Museum keraton Surakarta setiap hari banyak yang mengunjunginya. Tidak hanya wisatawan lokal yang datang ke museum ini, wisatawan internasional pun juga datang ke sini. Mereka tertarik karena museum keraton Surakarta masih terjaga keasliannya meskipun ada beberapa yang direnovasi. Meskipun begitu, wisatawan asing tersebut sangat tertarik dengan budaya dan adat yang dilaksanakan oleh keluarga kerajaan. Lokasi museum keraton tidak jauh dengan pusat kota Surakarta. Banyak transportasi publik yang melewati museum ini. Keraton Surakarta secara administratif berada di Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.

Bila pengunjung tertarik dan ingin belajar budaya kerajaan silakan datang langsung ke Museum Keraton Kasunan Surakarta. Museum ini buka dari hari Senin sampai hari Kamis dari pukul 09.00 WIB sampai 14.00 WIB. Sementara itu, untuk weekend atau Sabtu dan Minggu buka dari pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB. Tiket masuknya pun cukup terjangkau, tiket masuk untuk hari biasa sebesar 10 ribu rupiah dan tiket masuk pada akhir pekan sebesar 15 ribu rupiah. Wisatawan bisa menyewa agen tour dan travel di Solo untuk lebih memudahkan perjalanan.

Ginanjar Nugroho

Halo, Saya adalah penulis artikel dengan judul Wisata Keraton Surakarta, antara Sejarah, Budaya dan Modernisasi yang dipublish pada January 3, 2017 di website Seputar Wisata

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.